Minggu lalu saya mendapat email dari ICPM (Institute for Certified Professional Manager) dengan subyek yang cukup menggelitik. Bunyinya, People who buy book get 2-3 times income more than others. Terlepas dari tujuan email tersebut untuk jualan buku namun menurut lubuk hati saya yang paling dalam hal itu memang betul sekali. Dengan membeli dan membacanya tentunya, kita bisa mendapatkan sudut pandang yang baru akan suatu hal yang mungkin berbeda dari apa yang kita yakini sekarang yang dapat membuat produktifitas bertambah, pikiran menjadi positif dan memunculkan ide-ide atau peluang bisnis baru. dengan pikiran positif dan ide baru orang bisa meningkatkan produktifitas mereka. Jadi income yang dimaksud iklan via email tadi bukan berarti materi atau uang.
Akhirnya ketemulah buku ini. Sekilas melihat sampulnya saya sih tidak terlalu tertarik tapi melihat isi buku yang warna-warni saya jadi tertarik untuk membacanya. Membuka halaman demi halaman terasa buku ini enak dibaca, bahasa dari penulisnya sangat mudah dicerna dan alur nya mudah untuk dimengerti. Setelah membaca dan merenunginya saya melihat ada beberapa hal penting yang dapat diresapi dari isi buku ini. Sangat berguna untuk membuka cakrawala baru dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam karir.

Seorang teknisi yang ditugaskan untuk memperbaiki suatu peralatan akan sangat menikmati proses dari dia mempersiapkan tools, memasukkan tools dalam toolsbox yang akan diperlukan di lokasi peralatan, pergi ke lokasi dengan segala perlengkapan dengan hati senang, di perjalanan jika ketemu dengan orang selalu tersenyum dan menyapa ramah dan begitu sampai di lokasi langsung mengerjakan pekerjaanya dengan perasaan yang ikhlas, konsentrasi penuh dan disiplin sesuai dengan prosedur kerja. Jika mengalami masalah akan tertantang untuk menyelesaikannya dan jika ada komplain dari pelanggan akan menghadapinya dengan sabar. Saya menggambarkan orang tersebut passion nya ..ya.. menjadi teknisi.
Bagaimana jika kita melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan passion kita. Luar biasa….produktifitas orang tersebut langsung jungkir balik, kinerjanya seperti terjun ke jurang dan pikirannya berputar 180 derajat. Banyak sekali contoh yang pernah saya lihat. Ada pegawai yang mantan teknisi yang sangat kompeten yang sangat menikmati pekerjaannya menjadi teknisi ketika dipindahkan ke kantor untuk menangani bidang surat-menyurat menjadi pribadi yang sangat berbalik arah. Datang ke kantor sangat-sangat terlambat, pekerjaan banyak yang terbengkalai, berbagai peringatan dan sanksi dari atasan tidak mampu untuk menaikkan kinerjanya. Passion seseorang tidak mampu kita ubah secara seketika. Yang bisa mengubah passion seseorang hanyalah orang tersebut sendiri.
Turn over karyawan yang tinggi dalam suatu perusahaan memperlihatkan bahwa sebagian besar pegawai yang direkrut tidak memiliki passion yang sesuai dengan bidang usahanya. Ataupun, jika saat awal pegawai tersebut memang passion nya disitu namun karena lingkungan yang tidak mendukung, seperti atasan yang galak dan sewenang-wenang ataupun gaji yang kecil menyebabkan pegawai tersebut menjadi tidak menikmati pekerjaan yang seharusnya menjadi passion si pegawai.
Bisakah passion seseorang berubah? Ya tentu saja bisa. Passion itu seperti hobi. Dulu saya hobi mengoleksi perangko. Saya sangat menikmati saat koleksi saya bertambah, bisa transaksi tukar menukar dengan teman ataupun berkumpul bersama rekan sehobi. Namun saat terjadi musibah, seluruh koleksi saya dicuri oleh teman, saya menjadi tidak semangat lagi dan berhenti. Sekarang hobi saya berubah ke fotografi dan sampai sekarang masih menikmatinya.
Saya teringat seorang sahabat lama saat kuliah tidak menyukai yang namanya praktek di lapangan, cita-citanya sih jadi orang berdasi dan kerja di kantor. Itu dahulu, beberapa waktu lalu saya menemuinya berpakaian lengkap layaknya pekerja proyek pembangunan gedung dan dia sudah menjalaninya lebih dari lima tahun. Saya tanya kok bisa berubah, ya.. sejak menikah dan punya anak saya sangat menikmati pekerjaan ini jawabnya.
Itulah contoh bahwa haruslah ada perubahan dalam motivasi seseorang sehingga orang tersebut berubah passion nya. Lalu..jika anda sebagai atasan atau pemilik perusahaan ingin merubah passion karyawan yang masih belum nge-link dengan kinerja organisasi maka tanyakan dulu apa motivasi karyawan tersebut. Bisa kah kita membangkitkan motivasinya atau menyesuaikan motivasinya dengan pekerjaannya. Terkadang mutasi atau rotasi menjadi sesuatu yang wajib untuk menjaga passion karyawan tetap terjaga.
Banyak cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan motivasi dan passion karyawannya, salah satunya adalah dengan kenaikan gaji, promosi, allowance seperti kredit rumah atau mobil. Karena umumnya karyawan sangat menikmati pekerjaannya bila imbalan materinya cukup. Nah bagaimana bila perusahaan belum mampu? Suruh saja karyawannya ikut seminar “bekerja dengan nurani” atau seminar “bekerja dengan ikhlas”. Hahahaha……
Flow seseorang tergantung keahlian dan tingkat tantangan yang dihadapi. Jika tantangan bertambah tanpa ada peningkatan skill maka seseorang akan merasa gelisah, takut salah, waswas jika terjadi sesuatu yang tidak dapat dia atasi karena keahliannya belum cukup. Begitu pula jika orang tersebut skill nya tinggi namun tanpa adanya tantangan yang memadai maka orang tersebut akan cepat bosan.

Sebenarnya apakah yang menyebabkan seseorang berada dalam kondisi ini. Adanya tujuan yang jelas dan adanya passion akan hal tersebut, dalam hal ini menyelesaikan pekerjaan atau tantangan yang sangat kita sukai. Passion lah yang menyebabkan dalam melakukannya kita sangat menikmati proses demi prosesnya, dan ada rasa jengah dalam diri bila tujuan belum tercapai atau pekerjaan tersebut belum terselesaikan.
Apakah keuntungan dari karyawan yang dalam flow zone ini? Jika atasan tahu akan passion, kemampuan dan tingkat motivasi karyawan tersebut maka berilah dia target, bila perlu setingi-tingginya, sehingga kondisi flow ini bermanfaat bagi kinerja perusahaan.
Ini kata-kata paling teoritis yang susah saya jabarkan dalam kenyataan sehari-hari saya. Melakukan pekerjaan dengan sepenuh hati membutuhkan suatu nilai yang dipegang oleh seseorang tersebut. Misalkan sahabat saya tadi yang bekerja di proyek menempatkan keluarganya sebagai pemacu semangat dalam bekerja. Masih ingat dengan cerita sopir taksi di media sosial? Yang menempatkan foto anaknya di taksinya, untuk memberi semangat dia bekerja untuk biaya merayakan hari ulang tahun anaknya di restoran cepat saji? Banyak sekali nilai-nilai yang dibawa seseorang saat bekerja yang mampu membangkitkan passion mereka dan membawa mereka ke flow zone. Ada yang bekerja untuk membiayai keluarga yang sakit, memberangkatkan orang tua untuk ibadah haji, keinginan untuk membeli rumah atau kendaraan atau membawa nilai religius dimana bekerja itu adalah ibadah kepada Tuhan. Orang-orang yang bekerja dengan motivasi tadi biasanya bekerja bukan dengan kepala, tangan dan kaki saja, namun menggunakan hati.
Sekarang jika kita merasa dalam karir passion kita kurang, bisakah kita berubah? Tentu saja! Metodenya namanya self coaching, artinya menjadi pelatih bagi diri sendiri. Caranya bagaimana? Sangat sederhana. Seperti orang bercermin, tanyakan pada diri anda sendiri pertanyaan seperti: Apakah saya ingin berubah? Apakah nilai yang membuat motivasi saya bekerja? Hal apa yang dapat membangkitkan passion saya? Apakah bidang ini adalah passion saya? Jika hati anda berkata ini bukan passion saya, segeralah ambil tindakan. Mencari pekerjaan baru, atau menghadap atasan untuk minta mutasi adalah salah satu solusi.
Orang lain tidak dapat mengubah diri anda, tapi anda sendirilah yang bisa.